Jumat, 30 September 2011

Didiklah Orang Muda

Kita sedang hidup di jaman akhir di mana hari-harinya semakin cepat berlalu dan juga semakin penuh dengan kejahatan (Ef 5:16). Tantangan, cobaan dan godaan yang bisa menjauhkan kita dari Tuhan otomatis juga semakin banyak.
Yang menyedihkan adalah apa yang dikatakan firman Tuhan “UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah” (Hos 4:6). Tuhan bicara tentang umatNya. Tuhan tidak merujuk kepada orang-orang yang bukan umatNya karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang-orang Kristen terancam atau malah mungkin sudah berada dalam kebinasaan karena terseret, terjebak atau terikat pada berbagai macam tantangan, cobaan dan godaan di jaman akhir ini.
Mengaku orang Kristen tidak akan menyelamatkan kita. Hidup mengenal Allah dan bergaul akrab denganNya, itulah yang menyelamatkan kita.

Pengenalan akan Allah sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Karena ini sama seperti meletakkan dasar yang kokoh dalam kehidupan seorang sejak usianya masih muda. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata “Biarkanlah anak-anak itu … datang kepadaKu” (Mat 19:14).

Kita menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak-anak kita. Saya ingat bagaimana konsistennya ibu saya membiasakan saya untuk selalu mempersiapkan benda-benda yang mau saya bawa atau pakai esok harinya sejak dari malam sebelumnya supaya besok paginya saya tidak perlu lagi direpoti oleh hal-hal tersebut. Walau prosesnya panjang dan tidak jarang harus melalui perjuangan karena saya lupa, malas atau melawan tapi pada akhirnya kebiasaan itu tertanam dalam diri saya.
Begitu pula halnya dengan pengenalan akan Allah. Kalau sedari kecil hal itu sudah dilakukan maka akan tertanam dalam dirinya sampaikan sulit untuk membuangnya. Bahkan pengenalan akanAllah menjadi semacam bekal baginya untuk dapat bertahan menghadapi beragam masalah, tantangan, cobaan dan godaan yang datang dalam kehidupannya.

Jadi bawalah anak-anak anda kepada Tuhan. Supaya sedini mungkin mereka belajar untuk mengenal Tuhan Yesus.Ajaklah mereka menghadiri acara Sekolah Minggu di gereja. Dengan demikian mereka dapat belajar tentang firman Tuhan, belajar memuji Tuhan, belajar berdoa dan belajar untuk bersekutu dengan orang-orang yang seiman.Yakinlah bahwa semua ini akan tertanam, bertumbuh dan pada waktunya nanti akan mengeluarkan buah-buah yang baik.

Ciomas, Jumat, 30 September 2011
- Keke Muliawati Yohanes -



Rabu, 28 September 2011

AKU DAN SESAMAKU

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39) adalah hukum kedua yang terutama yang diberikan oleh Allah kepada manusia dari jaman perjanjian lama.

Kedengarannya sederhana.Prakteknya sulit.



Mudah untuk mengasihi manusia yang bersikap baik. Tapi dalam kenyataannya tidak ada manusia yang 100% baik.Setiap manusia adalah gabungan antara baik dan tidak baik karena adanya kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya.

Mudah untuk mengasihi orang yang memiliki banyak kesamaan dengan diri kita.  Tapi dalam kenyataannya manusia tidak diciptakan sebagai mahluk homogen. Di dunia ini ada berbagai macam bangsa, etnis, budaya, bahasa dan kepercayaan.

Mudah untuk mengasihi sesama yang mau menerima diri kita apa adanya. Tapi dalam kenyataannya yang sering terjadi adalah manusia itu sendiri yang membuat dirinya sulit untuk dipahami dan di terima oleh sesamanya.

Tapi hukum sudah diberikan oleh Tuhan. Bahkan contoh pun ikut diberikan. Lalu mengapa Tuhan seperti ngotot mengenai hal mengasihi sesama manusia?

“Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan” (Kol 3:14). 

Tuhan tahu manusia mempunyai segudang perbedaan, kelebihan dan kekurangan. Kasih adalah satu-satunya jalan dan cara untuk mengikat dan mempersatukan manusia. Kasih membuat kita bisa menerima, memaafkan dan berjalan dalam damai dengan sesama kita.

“Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama” (Rm 13 : 10). Karena itu dimana ada kasih, di situ ada kerukunan, kedamaian, kebaikan dan kekompakan.

Lalu apakah kasih hanya ada di antara orang Kristen saja? Tidak. Ada begitu banyak kasih di sekitar kita.

Saya senang melihat empat hal itu terjalin antara masyarakat sekitar dengan Gereja Kristus Pos Kartini ini. Salah satu bentuknya terlihat pada hari Minggu, 21 Agustus lalu saya bersama-sama dengan beberapa anggota badan pengurus dan jemaat ikut menghadiri acara buka puasa yang dilakukan di balai desa.

Kasih terhadap sesama harus di jaga, di pupuk dan di pelihara karena tantangan di jaman akhir ini terlalu banyak dan besar. Ada begitu banyak perpecahan, perselisihan dan bahkan pembunuhan terjadi karena manusia tidak mengerti makna dari mengasihi sesamanya.

Ciomas, Selasa, 27 September 2011
- Keke Muliawati Yohanes -

Jumat, 16 September 2011

IN MEMORIAM BP. SOEBROTO

Forgive our grief for one removed
Thy creature, whom we found so fair    
I trust he lives in Thee 
and there we find him worthier to be loved


Bp. Soebroto HS
Jombang, 31 Mei 1944
Jakarta, 4 September 2011
IN MEMORIAM BP. SOEBROTO

Loving Husband


Loving Friend and Member of The Church

He shall grow not old, as we that are left grow old,
Age shall not weary him, nor the years condemn.
At the going down of the sun,
 and in the morning,
We will remember him...
Lest we forget

Kamis, 01 September 2011

Pelayanan Kasih (Pelkas)

"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku ini, .... kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius  25:40)


Gereja mengucapkan terima kasih kepada jemaat dan simpatisan untuk sumbangan baju, sembako, piring, gelas dan mangkok. Seluruh pemberian tersebut telah disalurkan dalam bentuk Pelayanan Kasih kepada masyarakat sekitar pada hari Minggu, 21 Agustus lalu. 

Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati para saudara kita di lingkungan di mana gereja Kristus pos Kartini berada dan juga pada kita semua yang telah membuka hati dan memberikan sumbangan, tenaga doa atau dalam bentuk lainnya.

Melalui foto-foto ini anda dapat melihat proses dari awal sumbangan kasih dialokasikan sampai pada saat dibagikan kepada masyarakat.



Pilah pilih baju sumbangan yang masih layak pakai ... pssst, jangan ada yang bolong, sobek atau dekil n de kumel ya... 











Timbang berasnya.....







Ada mie kering, mie instan, minyak goreng ....





Tambahkan gula....











Sibuk.... sibuk.... tapi semua enjoy kok....








Giliran gelas di bungkus .... 



Bungkus yang rapi ya, mbak...






Junior & Senior ikut terlibat... kompak, bro!
Begini ini yang asyik. Udahannya makan bareng-bareng ... 
HARI H (MINGGU, 21 AGUSTUS 2011)




Kupon, yang sudah dibagikan terlebih dahulu kepada ketua Rw 01 & 02 untuk dibagikan kepada warganya masing-masing, harus di bawa pada saat mengambil sembako



Tukarkan kupon anda dengan satu set sembako...







Membagikan kasih, kepedulian, solidaritas ....













Menyatu di dalam pelayanan ....











MEREKA YANG IKUT TERLIBAT

Sebagai front liner yang menerima penukaran kupon sembako


Sebagai pengaman, pengawas & MC








Semua terlibat & saling mendukung







Tak pandang usia & gender






Ada yang bertugas di dalam ruangan & ada yang mengkhususkan diri untuk menjadi penyambut warga





MEREKA YANG BERADA DI BELAKANG LAYAR

Masing-masing memiliki peran & tugasnya



Berbekal kamera pribadi para juru potret amatiran Gereja Kristus Pos Kartini merekam momen-momen yang terjadi pada hari ini



Mengaso sejenak di akhir acara setelah capek memotret. Eh, si tukang potret malah di potret. Smile for the camera!



Photos by Keke Muliawati Yohanes & Indradjaja Wiguna