Jumat, 20 Januari 2012

Renungan Warta Minggu-3 Januari 2012


Dipanggil, Dibentuk, dan Diutus
(Yoh 1:29-42)


            Mengapa Anda mau menjadi seorang Kristen? Mungkin kebanyakan orang yang mengaku Kristen akan menjawab, “Karena saya mau masuk Sorga!” Tidak dapat dipungkiri, memang “kepastian keselamatan” adalah salah satu daya tarik kekristenan. Siapa sih yang tidak mau dijamin selamat? Tapi, sayangnya, “masuk Sorga” bukanlah tujuan utama Tuhan memanggil kita. Iman Kristen bukanlah iman egoistis yang berpusat pada diri sendiri dan mengutamakan kepastian keselamatan di atas segalanya. Sangat jauh dari itu! Apa buktinya? Bukalah dan bacalah Kitab Suci. Cobalah temukan dan hitung berapa banyak ayat Alkitab yang berbicara mengenai “masuk Sorga” atau “kepastian keselamatan”. Persentasenya tidaklah besar!
            Yang kita temukan berulang kali adalah bagaimana nenek moyang kita dipanggil, dibentuk, dan diutus oleh Tuhan untuk melakukan berbagai pekerjaan yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. Pada mulanya Adam dan Hawa dipanggil dan ditugaskan Allah untuk mengelola bumi beserta segala isinya (lih. Kej 1:26-28). Abraham, yang disebut bapa orang beriman, dipanggil Allah untuk menjadi bapa sejumlah besar bangsa dan memberkati mereka melalui dirinya (lih. Kej 17). Para nabi dipanggil Tuhan untuk memberitakan berita penghakiman, pengharapan, dan pemulihan kepada bangsa Israel di berbagai episode perjalanan hidup mereka. Bacaan kita hari ini mencatat bahwa Yohanes dipanggil dan diutus untuk membaptis dengan air, mempersiapkan jalan, dan memberikan kesaksian tentang Yesus, sang Anak Domba Allah (ay. 31, 33. Lihat juga Mat 3:3, Mrk 1:1-4, Luk 3:3-7). Singkatnya, selalu ada tugas yang dipercayakan Tuhan kepada setiap orang percaya. Artinya, setiap orang Kristen (baca: pengikut Kristus) dipanggil Tuhan bukan untuk berleha-leha dan sekadar memanaskan bangku gereja setiap hari Minggu!
            Kita semua, tanpa terkecuali, diutus Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di atas muka bumi ini. Tugas ini mencakup membawa orang lain kepada Yesus, seperti yang dilakukan oleh Andreas (ay. 42a), dan merembesi setiap sudut kehidupan kita dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Bagi sebagian orang, mungkin ini berarti melakukan bisnis yang bukan sekadar profit-oriented, melainkan juga memikirkan bagaimana menguntungkan para pelanggan, meningkatkan kesejahteraan banyak orang, dan tidak menindas kaum papa. Sedangkan bagi sebagian lainnya, mungkin ini berarti menjadi seorang ibu rumah tangga yang berdedikasi penuh sehingga suami dan anak-anak mereka ditolong untuk dapat menjalani panggilan Tuhan dengan baik dan setia di berbagai kegiatan yang mereka lakukan. Bagaimana dengan Anda? (ap)

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar