Lukas 13:34-35
Dalam mitologi Yunani, Eos yang adalah sang Dewi abadi jatuh cinta kepada Tithonos seorang manusia biasa. Karena cintanya yang demikian besar, Dewi Eos memohon agar Dewa Zeus memberi hidup abadi kepada Tithonos sang kekasih. Permohonan tersebut dikabulkan, namun sang Dewi lupa untuk memohon juga tubuh yang abadi untuk Tithonos. Tithonos semakin tua dan rentan dengan penyakit. Ia tetap hidup, namun hidupnya penuh penderitaan.
Dalam mitologi Yunani, Eos yang adalah sang Dewi abadi jatuh cinta kepada Tithonos seorang manusia biasa. Karena cintanya yang demikian besar, Dewi Eos memohon agar Dewa Zeus memberi hidup abadi kepada Tithonos sang kekasih. Permohonan tersebut dikabulkan, namun sang Dewi lupa untuk memohon juga tubuh yang abadi untuk Tithonos. Tithonos semakin tua dan rentan dengan penyakit. Ia tetap hidup, namun hidupnya penuh penderitaan.
Dari kisah ini, keegoisan cinta sang Dewi Eos yang menginginkan Tithonos sama seperti dirinya, yaitu hidup abadi, sebenarnya telah mengorbankan hidup Tithonos. Tithonos terus- menerus menanggung derita dan kesakitan karena keadaan tubuhnya yang fana.
Dalam tradisi iman Kristen, Yesus melakukan hal yang sebaliknya dari apa yang dilakukan oleh Dewi Eos. Yesus berkorban untuk manusia yang dicintainya. Yesus mau menjadi manusia. Bahkan menjadi seorang hamba demi melayani dan menebus dosa manusia. Bukan hanya itu, karena cinta-Nya, Yesus menderita. Cinta-Nya ditolak, Ia dianiaya, namun Ia tetap mencintai dan mau berkorban hingga terluka.
Melalui renungan warta minggu ini, jemaat diajak untuk kembali memaknai teladan cinta yang sudah Yesus berikan untuk manusia. Bukan cinta yang bulus, tetapi tulus. Cinta yang rela berkorban, bukan mencari korban. (hr_do)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar